Dalam Diam

Assalamu'alaikum.

Apakah diam darimu bisa ku curahkan untuk menjadi secercah jawaban?
Jawaban atas pesan yang ku kirimkan kemarin malam, untuk kau di sini. Di hati yang inginkan sebuah senyuman.

Namun kurasa bukan, kurasa itu hanyalah harapan. Betapa salahnya aku yang mendambakan rembulan dari kejauhan, sedangkan aku ada di gelapnya malam yang mendekapku untuk diam.

Apakah ini salah?

Atau sebaliknya?

Aku tak inginkan dia atau mereka, aku hanya menginginkanmu. Jika harapan itu adalah beban untukmu membuka rasa yang pernah kecewa, maka segeralah kemas serpihan ingatan tentangku, karena aku pun akan melakukan hal yang sama.

Aku tak akan terluka menatapmu mengukir sebuah nama lain selain aku,
Aku tak akan sedih mendengar candamu bersama hati selain aku.

Karena aku memberikan rasa ini dengan tulus, tak ada paksaan untukmu memilih dan aku pun mengungkapkan tanpa memaksa harus terpilih.

Kau akan tahu siapa yang terbaik untukmu saat hening dan sedih memeluk,
Kau akan mengerti siapa yang lebih berarti saat luka datang menemani,
Kau akan menemukan satu nama yang akan tetap ada di saat semua peluh lelah membasahi.

Kupinta yang terbaik untukmu, tanpa mengharapkan kau melakukan hal yang sama denganku.
Karena ku merebahkan rasa yang sejati, bukan yang berparuh layu dan hampir mati.