Bintang

Ditemani kesepian yang tak berujung, aku bertanya pada sesuatu yang indah di atas sana.

"Benarkah dia mencintaiku karena Tuhan kita?
Jika ya, maka dengan segenap rasa yang ada akan kulangkahkan hati ini hijrah untuknya.

Sahabatku Bintang seolah berkata,

"Dia yang saat ini kau inginkan, bukan untukmu sahabatku. Dia untuk yang lainnya. Sedangkan untukmu masih tersembunyi namanya di atas sana. Jauh di atas enam lapis langit lagi di atasku, suatu saat kau akan tahu siapa dia.

Dan sekarang untuk menghapus rasa jenuhmu, akan kuberitahu bagaimana keanggunannya.

Wujudnya lebih indah kau pandang dariku.
Ia kan membuatmu tenang dan selalu merasa senang kala ia menemanimu di mana pun dan kapanpun itu.

Imannya lebih terang dariku.
Kau akan merasakan bagaimana seseorang berteduh di hatimu dan saat ia ada di sisimu, ia kan mengikutimu saat kau melangkah lurus, dan menuntunmu saat kau rapuh.

Akhlaknya jauh lebih tinggi dari kediamanku.
Setiap ia berada di mana pun, malaikat bersamanya. Tak akan lupa ber-dzikir pada Rabb'nya dan tak akan lekang untukmu doanya. Ia sebaik-baik pendamping yang kau punya di dunia. Orang-orang akan mengaguminya, karena indah akhlaknya itu.

Dan terakhir, kesetiaan dan patuhnya kepadamu.
Melebihi seperti kesetiaanku pada malam hari, karena saat kabut menghampiri, aku akan hilang bersembunyi.

Namun kehadirannya untukmu tak pernah terhalangi oleh apapun selama Allah meridhai.

Kau sepertinya sudah ingin menemuinya, maka sesungguhnya ia pun tak sabar ingin bertemu.
Perbaikilah dirimu dulu dan indahkan tampilan ilmu, iman, dan akhlakmu.
Segera ia akan datang menjemput dengan cara terindah yang Allah mau."

Akan kutunggu dia duhai Bintang sahabatku.
Kan kunanti saat-saat itu, di mana semua bidadari akan cemburu padaku, karena telah ku dapatkan bidadari... Sebelum bidadari sesungguhnya.