Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku
Apa salah jiwa yang kering ini merindu? Rindu setitik sapa pagi sang peri dunia, senyum sederhana yang begitu indah, seindah Tuhan mencipta paras pesona.
Bismillah.
Terbesit secercah kata, setelah membaca surah Asy-Syu'ara.
وَالشُّعَرَاءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ
Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
{Asy-Syu'ara 26:224}
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانتَصَرُوا مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَ
kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
Jika kau bertanya seperti apa Penyair atau yang disebut juga dengan Pujangga, maka kan kujawab "Mereka adalah seorang manusia yang mengumpulkan aksara demi aksara menjadi kata-kata yang indah, seumpama Allah menciptakan makhluk-Nya, Kun (jadi) Fayakun (maka jadilah)."
{Asy-Syu'ara 26:227}
Seorang Penyair laksana seorang raja yang menciptakan istananya dari debu angan dan rasa yang tak berkesudahan, mereka bagai merpati yang turun dari khayangan, berkicau dengan merdu menyapa hati setiap insan. Yang kicauannya itu adalah suara nan terdengar tanpa mengeluarkan kata-kata, cahaya yang sinarnya mampu menyinari sudut-sudut rasa, dan seuntai do'a yang bait-baitnya menembus dan menggetarkan tujuh lapisan surga. Tak ayal banyak hati dan air mata yang jatuh padanya.
Karena syair.
Lahirlah Pakistan, negara muslim terkuat di dunia. Yang ia tancapkan impiannya ke dalam sajak dan syair nan indah, Muhammad Iqbal namanya.
Karena syair.
Suku Daus yang dahulu menyembah berhala kini memeluk Islam tatkala mendengar syair Ka'ab bin Malik, buah hati dari Laila bin Zaid Tsa'labah.
Karena syair.
Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga. Tapi kenapa kulihat engkau menolak surga? Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh, kau kan pasti mati. Inilah kematian sejati yang sejak lama kau nanti, tibalah waktunya apa yang engkau idam-idamkan selama ini. jika kau ikuti jejak keduanya, itulah ksatria sejati.
3000 pasukan muslim sanggup mengalahkan 200.000 pasukan romawi. Abdullah bin Rawahah, seorang penyair dan panglima.
Karena syair.
Suku Quraisy terdiam membisu setelah menghina Rasurullah, dari Hasan bin Tsabit yang telah membela utusan-Nya.
Dan karena syair pula.
Rasulullah bersabda, sesungguhnya orang mukmin itu berjuang melalui pedang dan lidah (tinta)-nya.
29 comments:
indah :)
dan kehidupan ibarat sebuah syair tanpa akhir :)
Abdullah bin Rawahah, seorang penyair dan panglima.
mengutip yang di atas, terlihat sekali bahwa seorang panglima perang yang garang pun masih memiliki sebuah sisi lembut menjadi seorang penyair.. :)
Dan tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan ayat demi ayat yang ada didalam alquran, padahal alquran itu bukanlah syair..
"Dan Alquran itu bukanlah perkataan seorang penyair, sedikit sekali kamu beriman kepadanya" (al haqqah : 41)
luar biasa kekuatan sebuah syair itu ya...
wow.. begitu dahsyatnya kekuatan syair..
syair yang indah, mengena di dada :)
penyair itu dibolehkan dalam Islam, bahkan kalimat2 dalam ayat AlQuran indah bak syair..
tapi kalo penyanyi diharamkan ya?
kalau gag salah.. dari mereka2 inilah maka terlahir para sufi kang iia..?!?! atau... :(
kata-katanya sangat indah...hebat.
Mas dalem ini katanya2 mas, si kerudung biru, untung lagi gag pake biru, pake yang belang-belang, xixixixi
keren2... indah banget.. aku suka yang ini
"Duhai rembulan, jika kau datang sebagai purnama. Kenapa sekumpulan awan membagi cahayamu mendua? Duhai mentari, jika kau hadir sebagai lentera. Kenapa sering kau sembunyi di balik jingga? Tampilkan semua yang terang, pancarkan segala yang remang. Yang tampak di malam dan siang, menyinari bumi yang terbentang."
Popi, Terkait pesan atau lirik yang disampaikan oleh mereka. Jika yang kita terima dari mendengar musik tersebut dapat mengingat atau membuat kita terbuai dengan kekuasaan sang Pencipta, alhamdulillah. Namun yang salah, jika musik itu membuat kita larut dan lalai akan tugas kita sebagai manusia.
Yang 'haram' bukan si penyanyi-nya, namun suara, pesan, dan busana yang mereka kena. Jika keseluruhan itu digunakan sesuai syariah, alhamdulillah. Akan tetapi jika suara, pesan, dan busana ditunjukan dengan cara dari apa yang dilarangNya, naudzubillah.
indah kata-katanya..
kata nya benar2 sangat indah, terus berkarya KAWAN.......^_^
Ternyata bijak bermain bahasa...
tahniah..:)
hadir lagi menyapa kawan :)
kata2mu selalu bagus kak, maju terus dah, :)
salam kenal sobat, mampir perdana sob,
setuju mas.
apalagi, kalau kegiatan syair-menyair dibuat untuk berdakwah di jalan-Nya. subhanallah.
subhanalloh... 3000 pasukan muslim sanggup mengalahkan 200.000 pasukan romawi
masya Alloh indah, suka sama kutipan ini:
Jika menatap dengan rindu, biarkan ia datang dengan kerudung biru. Jika menatap penuh kasih, relakan ia hadir dengan kerudung putih.
hih kok bisa yah kerudungnya gonta ganti? hihihi
Bacalah sepenggal kalimat itu dengan rasa, bukan dengan logika.
Nice blog :)
salam kenal sobat :)
di tunggu kunjungan balik.nya ya !terimakasih ...
hadir kembali untuk menyambungk tali silahturahmi...
Suka ... iya suka ...
Hasan bi Tsabit ... hmmm ... syair yg indah ^^
senang saya membacanya
meski berbentuk prosa
seperti untai syair
sungguh aku suka
subhanallah...indah sekali, suka baca, syukrun berkongsi ilmu ini
postingan yang sangat bagus dna menyejukkan..