Aku hanya ingin menyusun ulang kata-kata yang urung diucapkan oleh Yusuf kepada Zulaikha.

Ichsan Afriadi

Assalamu'alaikum Cinta

Assalamu'alaikum cinta.

Terimakasih engkau telah sabar bersama lelaki yang bahkan tak pernah kau kenal sebelumnya. Yang tulus merawat tanpa pernah mengeluh meski keadaan tengah memaksa. Ingatkah saat kau terima langkahku yang lelah jauh dari Jakarta? Saat aku melamarmu dengan segala kesederhanaan yang ku punya dan di mana kala itu kau adalah kesempurnaan yang tiada tepinya. Ya, saat-saat di mana senyum manismu meyakinkanku bahwa Allah sedang menghias hadiah terindah.

Tak terasa hari ini sudah hampir satu tahun kita bersama. Masih ingat kala pertama kulengkapi ruang di sela-sela jemarimu yang indah, jemari lentik yang tak pernah letih untuk selalu mengusap wajahku yang lelah. Di hari pernikahan kita yang sederhana, kau tampak seperti bidadari dambaan surga. Sedangkan aku lelaki biasa yang hanya bisa bersyukur karena Allah telah menghadiahkanku sebaik-baiknya perhiasan dunia. Kau adalah cucu bunda Hawa yang cantik jelita dan lemah lembut hatinya.

Kini hati merelakanmu untuk sementara tinggal di sana, menjaga bekal buah hati yang lalu pernah gugur sebelumnya. Bersabarlah cinta ketika Allah menyapa dengan rindu yang tiada jeda. Mungkin saat ini kau sedang bertanya, kenapa aku menulis ini untukmu padahal tiada peringatan apa-apa bahkan ini bukan pula hari tentang pernikahan kita. Namun percayalah, detik-detik saat bersamamu adalah waktu di mana Allah titipkan cinta di dalamnya. Maaf bila jemari tak pernah lelah untuk menyapa, maaf jika hati selalu mengusikmu dengan doa. Tak ada sela waktu dari-Nya untukku mengabaikanmu atau mungkin takdir yang tak rela andai aku kehilangan hal yang terindah.
Karena takdir yang terindah semasa hidupku adalah ketika aku lahir di rahim ibu dan dari tulang rusukku pula kau tercipta.
Kau adalah alasan mengapa duniaku ada.

Oh iya, bagaimana saat ini keadaan bekal buah hati kita? Sebelum aku menyudahi pesan ini, ingin sekali aku menyapanya.

Nak..

Jika nanti saatnya tiba... Ketika denganku, kau mendengar suara adzan dan iqamah. Ketika langit menyambut hadirmu dengan segala asa. Jadilah anak yang berbakti pada ibu dan ayah, jadilah sebaik-baiknya ruh yang kelak akan mengenal siapa dirinya.

Nak...

Aku tak akan bercerita tentang ilmu filsafat atau matematika. Tanyalah itu pada bunda. Karena ia ahlinya. Yang ayah tahu hanya tentang bagaimana belanja kebutuhanmu yang tiga kali lipat dari penghasilan ayah, yang ayah hanya ingin kau tahu supaya kelak kau akan bersyukur lahir dari keluarga yang sederhana. Maaf jika nanti ada keinginanmu yang tak bisa ayah terima. Maaf bila kekurangan ayah kelak akan membuatmu kesal nantinya. Percayalah nak... Aku akan mencintaimu dengan cara yang berbeda, yang insya Allah akan menuntun cintamu untuk selalu mencintai-Nya.

Nak...

Aku tak akan berceloteh tentang cerah, aku ingin kau memahami hujan. Karena bersama rinainya, kau akan mengerti suara bisikkan alam. Aku pun tak akan bercerita apa itu gelap, karna aku tak ingin kau takut akannya. Karna gelap bukan tuk ditakuti, ketidaktahuanlah yang seharusnya tak kau suka. Aku akan bercerita tentang asa, indahnya Dzat, dan redupnya cahaya malam. Aku akan jadi tanah kala kau ingin jadi pohon yang menjulang. Aku tak akan menghalangimu.

Ya nuura ‘ainayya, duhai cahaya mataku.

Jika kau lihat secercah sinar, kesanalah kau kejar. Aku akan mengabarimu tentang kawan dan cinta, karena bersama mereka kau akan tumbuh menjadi dewasa. Busur kami adalah hanya tumpuan bagi panah citamu. Buka mata, dengar, mengerti, bangun, dan mulailah berlari. Lari sampai kau puas, dan kami akan bangga. Bangunlah tanpa tangis saat kau jatuh, dan kami pun akan lega. Yakin dan bersyukur, Bahwa tiada yang sia-sia selama kau meyakini iradah-Nya. Ittaqillah hatsuma kunta, bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Dan jika nanti Ayah sudah tiada, kutitip cinta untuk ibu, rawatlah ia sebagamana ia saat ini merawatmu.



وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً...

"... dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.".
{ar-Rum 30:24}
Bogor Kota, Tanah Baru. Semoga bulan malam ini juga menerangi malammu di sana, istriku.

8 comments:

Maya

syair yang indah
semoga buah hati menjadi penyejuk hati aamiin

junaidi

Tiap bait kata katanya menyentuh banget, pesan pesan yang di sampaikan begitu dalam, Mantap gann sampai terbawa suasana hehehe

helni

maknanya dalam banget. dan tulus. cinta ayah, cinta suami tergambar sempurna. mantap.

Mbul Kecil

Mas ini kisah nyatakah? Bacanya sungguh bener2 mengharukan

Dee

Syair yang menarik :)

Unknown

Thanks so much for the shout out! Good luck with the site!

آهنگ بی کلام آرامش بخش
جانبی موبایل
طراحی سایت

گارمین
پنل اس ام اس
سنگ مصنوعی
آموزش زبان
آموزش تافل
آموزش نقاشی
آموزش تلگرام
خرید نود 32

NLP JAKARTA

Asalamualaikum

Nasi Kotak Semarang

kok baper ya,,jadi pengen cepet cepet nikah :)